Learn Pharmacia Pages

Oktober 16, 2011

Pengelompokan Obat menurut Ketersediaan di Pasaran

Berdasarkan ketersediaannya di pasaran, obat-obatan di Indonesia dapat digolongkan menjadi empat kelompok. Masing-masing kelompok memiliki logo pada kemasan obat yang memudahkan konsumen untuk mengidentifikasi dan memilih obat yang tepat.

Apa saja kelompok obat-obatan yang dimaksud?

Oktober 01, 2011

ACE inhibitors

ACE inhibitor adalah salah satu golongan antihipertensi yang paling banyak diresepkan di seluruh dunia. ACE I berpengaruh pada sistem renin-angiotensin-aldosteron, suatu sistem pengatur sirkulasi darah dan tekanan darah yang berpusat si ginjal. Obat ini bekerja dengan menghambat perubahan angiotensin menjadi aldosteron. Aldosteron sendiri dapat meningkatkan tekanan darah. Penghambatan dilakukan terhadap Angiotensin Converting Enzyme.

September 26, 2011

Fase Uji Klinis

Uji klinis diperlukan untuk mendukung klaim efektivitas dan keamanan suatu obat. Menjadi prasyarat persetujuan edar obat. Sebelum uji klinis dilakukan pada manusia, biasanya ada uji preklinis terlebih dahulu (studi hewan) untuk menunjukkan manfaat. Uji pada hewan ini umumnya menggunakan berbagai tingkatan dosis. Pada saat uji akan diekstrapolasikan ke manusia, dosis akan dikalkulasi oleh peneliti sedemikian rupa, sehingga dosis yang akan diberikan kepada manusia akan menjadi jauh lebih kecil. Mengenai hal ini akan dibahas lagi secara tersendiri.

Uji klinis terbagi atas beberapa fase: I, II, III, dan IV. Fase I-III adalah uji eksperimental, sedangkan fase IV adalah uji postmarket. Fase I adalah uji konfirmasi dosis efektif dan toksisitas. Subjek sedikit; puluhan orang saja baik sakit ataupun sehat.

Dalam uji klinis fase I, dipakai subjek sakit untuk mengamati dosis optimal, dan subjek sehat untuk mengamati toksisitas. Jumlah subjek yang dipakai masih sedikit, terbatas pada beberapa sampai belasan orang (maksimal rata-rata 20 orang).

Fase II adalah uji konfirmasi efektivitas dan keamanan. Subjek yg dipakai seluruhnya subjek sakit, berjumlah 100-300 orang. Fase II dibagi 2 macam: IIA untuk menilai efektivitas dosis obat, dan IIB untuk efek samping. Belum membandingkan dgn obat lain. Atau kalaupun dibandingkan, biasanya dengan plasebo (obat kosong).

Fase III, tahap terpenting uji eksperimental. Untuk dapat diapprove FDA, sebuah obat butuh minimal 2-3 uji fase IIIA yg berhasil positif. Fase III mengkonfirmasi efektivitas obat sambil memonitor efek samping. Semua dibandingkan dengan obat lain yg sudah ada. Fase III melibatkan subjek ribuan orang, multisenter, wajib menggunakan blinding dan randomisasi.

Dikenal pula fase IIIB yang bertujuan untuk perluasan indikasi suatu obat. Prosedur sama dgn fase III biasa. Setelah lolos fase III, biasanya obat akan direview oleh regulatori setempat. Kalau diterima, obat boleh dipasarkan.

Uji klinis tidak berhenti di sana. Masih ada uji fase IV, yang menilai risiko-manfaat-serta efek samping di masyarakat. Penambahan blackbox warning, revisi label, atau penarikan obat umumnya bersumber dari data uji klinis fase IV. Contoh obat yg ditarik setelah edar karena uji fase IV: sibutramine, troglitazone. Revisi label rosiglitazone juga demikian, terjadi setelah ada data uji klinis fase IV.


September 22, 2011

Komponen Obat Flu: Pilih Hanya yang Anda Perlukan!

Seperti yang kita ketahui, saat ini sudah banyak sekali beredar obat flu di pasaran; dan sebagian besar sudah dapat dibeli secara bebas. Namun tahukah Anda apakah kandungan obat flu yang Anda konsumsi itu sesuai dengan gejala yang Anda alami? Berikut akan kita bahas kandungan zat apa saja yang mungkin terdapat dalam obat flu, dan analisa manfaatnya masing-masing.


September 18, 2011

Pilihan Antihistamin

Histamin adalah suatu zat yang dihasilkan tubuh sebagai respons terhadap proses peradangan atau alergi. Histamin yang diproduksi berlebihan dapat mengakibatkan ruam kulit, urtikaria atau kaligata, gatal, dan sebagainya.

Di tubuh manusia ada tiga macam antagonisme terhadap reseptor histamin: H1, H2, dan H3. Antagonisme H1 umum digunakan untuk mengatasi berbagai kondisi alergi dan inflamasi. Sering hanya disebut sebagai antihistamin saja. Antagonisme H2 bersifat inhibisi atau menghambat sekresi asam lambung. Dipakai sebagai obat sakit maag. Sedangkan antagonisme H3 lebih berperan ke sistem saraf pusat. Saat ini dipakai sebagai antivertigo atau obat pusing tujuh keliling.

Bahasan kali ini adakah yang menyangkut antihistamin yang bersifat antagonisme H1 saja.