Learn Pharmacia Pages

Oktober 01, 2011

ACE inhibitors

ACE inhibitor adalah salah satu golongan antihipertensi yang paling banyak diresepkan di seluruh dunia. ACE I berpengaruh pada sistem renin-angiotensin-aldosteron, suatu sistem pengatur sirkulasi darah dan tekanan darah yang berpusat si ginjal. Obat ini bekerja dengan menghambat perubahan angiotensin menjadi aldosteron. Aldosteron sendiri dapat meningkatkan tekanan darah. Penghambatan dilakukan terhadap Angiotensin Converting Enzyme.

Secara umum ACE I cocok untuk berbagai jenis hipertensi dengan berbagai jenis penyakit penyerta. Dalam guideline dari JNC VII, ACE I termasuk salah satu obat antihipertensi lini pertama. Sedangkan guideline dari British Society of Hypertension menganjurkan ACE I, bersama dengan ARB (angiotensin receptor blocker), CCB (calcium channel blocker), dan diuretik sebagai pilihan terapi lini pertama dan konbinasinya sebagai lini kedua.



Captopril adalah ACEI yang paling banyak dipakai terutama di Indonesia. Selain murah, mudah dicari, sudah tersedia bentuk generiknya. Captopril memiliki masa kerja yang tidak panjang sehingga harus diberikan minimal 2 kali sehari. Pada kasus hipertensi urgency atau emergency, sebelum pasien masuk perawatan intensif, dapat diberikan captopril sublingual untuk terapi pendahuluan. Selain cocok untuk antihipertensi, captopril dapat digunakan untuk nefropati diabetik, sebelum beralih ke irbesartan.

Ramipril adalah ACEI yang dianggap paling efektif di antara seluruh ACEI. Dari berbagai studi, ramipril terbukti menurunkan angka kematian kardiovaskular, infark miokard, ginjal, dan vaskular. Ramipril juga efektif untuk gagal jantung dan pasien dengan gangguan fungsi jantung kiri.

Perindopril merupakan ACEI yang ternama lewat studi HYVET pada lansia di atas 80 tahun. Obat ini memang menurunkan kematian karena komplikasi kardiovaskular namun tidak cocok untuk post infark miokard.

Lisinopril adalah obat ACEI yang cocok untuk kasus postinfark miokrad dan gagal jantung, dengan efektivitas mirip captopril. ACE I ini tidak terlalu banyak dipergunakan.

Imidapril adalah ACEI dengan efek batuk paling minimal. Efeknya juga unik karena dapat memperbaiki sensitivitas insulin dan keseimbangan fibrinolisis.

Beberapa ACE inhibitor minor yang tidak terlalu terdengar yaitu fosinopril, quinapril, trandolapril, dan moexipril.

Efek samping
 
Efek samping utama ACE I adalah batuk. Batuk terutama ditemukan pada pasien lansia dan wanita. Batuk ini terkait dengan proses pelepasan bradykinin berlebihan sebagai dampak dihambatnya enzim ACE. Efek samping ini lebih ringan pada pemakaian imidapril.

Efek samping lainnya adalah hiperkalemia subklinis dan angioedema, namun ini relatif jarang ditemukan. Angioedema yang mengancam nyawa ini biasanya ditemukan pada ras Afrikan (kulit hitam) dan dimulai dengan gejala pembengkakan mulut/bibir/lidah. Ada efek samping positif juga dari ACE-I, yaitu penekanan produksi sel-sel darah merah pada pasien yang sudah mengalami eritrositosis. Umumnya mengubah ACE-I ke ACE-I lainnya tidak mengubah frekuensi efek samping, meskipun imidapril pernah mengklaim efek samping batuk mereka lebih ringan. Karena sebenarnya belum ada studi yang khusus membandingkan frekuensi efek samping batuk pada pemakaian berbagai jenis ACE-I.

Kehamilan

Pemakaian pada ibu hamil tidak diperbolehkan karena ACE-I dapat mengganggu pembentukan ginjal janin di trimester pertama. Selain itu, sistem renin-angiotensin janin akan terganggu dan terjadi iskemia fetal yang dapat menurunkan tekanan darah, mengganggu aliran darah plasenta, dan menyebabkan oligohidramnion yang berkomplikasi pada kecacatan janin (cacat anggota gerak, gangguan pematangan paru-paru, serta gangguan penulangan). Oleh karena itu seluruh ACE-I digolongkan FDA dalam pregnancy safety index kategori D.

Kombinasi

ACE I sendiri relatif jarang tersedia dalam sediaan kombinasi dosis tetap, tidak seperti ARB, beta blocker, dan diuretik. Dalam mengkombinasikan obat antihipertensi, perlu diperhatikan bahwa kombinasi ACE I dengan ARB atau dengan aliskiren (direct renin inhibitor) tidak dianjurkan. Penekanan sistem renin-angiotensin-aldosteron terlalu berlebihan, pada orang tertentu yang tekanan darahnya tergantung pada renin, dapat mengakibatkan stenosis arteri renalis dan gagal ginjal akut. Jika terpaksa menggunakan kombinasi tersebut, fungsi ginjal harus dipantau ketat agar tanda penurunan fungsi ginjal dapat segera dideteksi.

Referensi:
Sica DA. Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitors Side Effects: ACE Inhibitor Side Effects. URL http://www.medscape.com/viewarticle/483506_print

1 komentar:

  1. Turofexorate Isopropyl is a highly potent, selective, and orally active farnesoid X receptor (FXR) agonist. Turofexorate Isopropyl

    BalasHapus